6 Hari with PWD
Sebagian perserta telah berbaris rapi
dilapangan depan Kantor Bupati Kutai Timur, untuk mengikuti Upacara Hari Ulang Tahun Pramuka yang ke 53
sekaligus Pembukaan Perkemahan Wirakarya
Daerah yang akan dilaksanakan di Sangkima
dari tanggal 3-8 September 2014.
Mataku fokus pada peserta upacara
mencari-cari sosok pria yang sangat ingin aku lihat, namun hasilnya nihil. Dia belum
sampai ke area upacara. Sambil memperhatikan peserta upacara aku mengirimkan
pesan singkat untuknya. Belum sempat aku mendapatkan balasan darinya, tiba-tiba
dari sisi kiri lapangan peserta yang lain datang berjalan dengan sangat rapi
menuju barisan paling ujung.
Hatiku sangat gembira ketika
pandanganku tertuju pada peserta yang sudah tak asing lagi dimataku. Aku
tersenyum. Kulihat dia juga sedang mencari seseorang. Dia terus melihat kearah
podium utama sambil memegang Hpnya. Sepertinya dia sedang mengetik SMS. Dan
benar juga, setelah selesai mengetik SMS dia kembali melihat kearah podium. Hpku
bergetar, segera ku raih Hpku yang ada didalam saku bajuku, 1 pesan masuk dari
si dia pastinya J.
Sayank
dimana?
Aku
tersenyum. Begitu selesai membalas pesannya, ku lambaikan tanganku sebagai
tanda agar dia bisa melihatku. Dia tersenyum mendapatiku yang tengah berdiri
menatap kearahnya.
Upacara berjalan dengan lancar, tiba
saatnya hiburan dan atraksi. Aku berjalan menghampirinya. Ada senyum
kebahagiaan diwajahnya. Kami pun berjabat tangan, ingin rasanya aku memeluknya
tapi itu hal yang tak mungkin ku lakukan. Karena kami berada ditengah banyak
peserta dan para undangan. Aku sangat bahagia tatapanku tak lepas darinya.
Karena seluruh petugas upacara
berkumpul aku meninggalkannya sendiri. Setelah pamit, kembali senyumnya
mengembang. Oh Tuhan… senyum itu yang selalu membuat hatiku luluh dan tak
berdaya.
Dari jauh, kulihat kegembiraan dalam
dirinya, berfoto ria bersama teman-temannya. Dialah Thamrin orang yang sangat
aku cintai. Dari kejauhan tampak dia sedang menelpon seseorang dan ternyata dia
menelponku. Dia menanyakan posisiku sekarang, agak ribet sebenarnya
menjelaskannya. Namun, akhirnya dia mendapatiku. Dia menghampiriku dan meminta
salah satu dari temanku untuk mengambil gambarku dengannya. Senang rasanya bisa
berfoto berdua memakai seragam pramuka seperti sekarang ini.
Setelah selesai dia kemudian pamit
pergi, karena takut ditinggal bus. Haha . . . sayank-sayank. Tapi anehnya dia
memanggilku untuk mendatanginya. Katanya busnya belum datang dan kayaknya masih
lama untuk kembali ke perkemahan.
Dia
melambaikan tangan ketika melihatku berjalan ke arahnya. Aduh… banyak temannya
lagi, malu banget rasanya aku ni.
Aku hanya bisa tersenyum, begitu
didekatnya dia langsung memelukku. OMG, kenapa dia jadi senekat ini meluk aku
didepan umum. Teman-temannya yang melihat kami berdua tersenyum sambil menggoda
kami.
“Kok kamu jadi nekat gini sih meluk
aku didepan umum?” tanyaku sambil berbisik
“Loh knp? Siapa yang mau marah? Kamu
takut kah kalau pacarmu ada disini liat kamu dipeluk sama aku?” jawab Thamrin
“Ah… ngomong apa sih. Pacarku kan cuma
kamu, ngapain aku takut. Aku Cuma gak nyangka aja sayank meluk aku didepan umum
kayak gini”
“Ah… gakpapa. Lagian siapa kemarin
yang bilang mau meluk aku kalau ketemu walau pun didepan umum? Eh.. ternyata
gak berani juga” sanggahnya
“Iya deh, ngalah aja aku” senyumku
padanya
Kami kembali berfoto bersama,
begitupun dengan teman-temannya yang cewek dan teman-temanku. Aku merasa senang berada didekat
mereka, mereka gak sombong. Mereka semua bersahabat.
Berada didekat pacarku saat ini
membuat hatiku tenang dan bahagia. Entah harus berbuat apa dan berbicara
tentang apa. Aku tak mampu berucap sepatah kata pun, yang bisa aku lakukan saat
ini hanya tersenyum dan tersenyum. Ya elah senyum mulu dari tadi. Bisa-bisa
pecah nih bibir gara-gara senyum mulu :P.
“Aku pulang dulu ya sayank, soalnya
teman-temanku mau siap-siap untuk pergi ke Perkemahan. Mereka semua jadi
panitia”
“Terus sayank gak jadi panitia kah?”
“Aku kan kuliah yank, aku gak jadi
panitia. Tapi ntar aku datang kalau ada waktu sama ada motor”
“Hmmm… iya sudah deh”. Maaf ya sayank
aku bohong sama kamu. Aku juga jadi salah satu panitia di PWD ini. Tapi ini
kejutan buat kamu J.
Setelah selesai kuliah aku segera
pulang dan membawa perlengkapan yang aku butuhkan. Aku berangkat bersama
sepupuku. tidak membutuhkan waktu yang lama, aku telah sampai di area
perkemahan. Sudah sejak tadi ponselku berdering terus, itu tandanya Thamrin
mengirim SMS beberapa kali. Dia sangat berharap aku datang. Aku jadi semakin
tidak tega. Tapi aku tetap optimis dengan rencanaku.
Aku berjalan memasuki area perkemahan.
Banyak stand pameran didepan sana. Aku melihat salah seorang yang menjaga
stand. Itu stand dari kontingen Kutai Kartanegara. Dan kalian tau siapa yang
sedang menjaga stand itu?. Dia adalah pacarku Muhammad Thamrin. Sambil berjalan
aku tetap menatapnya. Kemudian dia melihat kearahku, dia kelihatan sangat heran
dengan kedatanganku namun kembali dia tersenyum. Aku melambaikan tanganku
dengan penuh rasa sayank. Ada kegembiraan terpancar diwajahnya.
Aku
mengganti pakaian dengan seragam pramuka, kemudian duduk di stand pameranku.
“Kak, ada Thamrin loh disana” kata
Marzuki, lagi-lagi dia menggodaku “Gak kesana kah kak liatin dia?” sambil terus
tersenyum padaku
“Ya udah, aku mau kesana sebentar,
kangen juga aku. Kamu jaga stand ya” tawarku
“Iya kaka cantik”
“wooh
mulai lagi anak ini” fikirku
Aku berjalan pelan tapi pasti. “kok
aku jadi deg degan gini ya”. Aneh nih hati, kayak baru pertama kali ketemu saja.
Begitu melihatku dia langsung memamerkan senyumnya.
“Katanya gak bisa datang” ucapnya
dengan cepat. “Mau bermalam kah? Besok sudah mau pulang?” beh pertanyaan itu
“Aku gak pulang sayank. Aku disini
aja. Paling ntar jaga stand aja aku sampai hari akhir”
Kami
berbicara cukup lama. Karena malam ini peserta PWD ada materi aku pun kembali
ke stand pameranku. Begitu sampai ke stand pameran, seisi penghuni stand
pameran Saka Bhayangkara Cabang Kutai Timur menggodaku.
“Ciiieee…
Yang habis ketemu pacar. Lama gak ketemu jadi kangen-kangenan dulu sebentar”
ucap salah satu temanku, dan yang lain ikut menggodaku “Ciieee”
“Ciiiee…
Apa sih? Biasa aja kali. Orang tadi di Bukit Pelangi juga sudah ketemu kok”
sanggahku. Ya itung-itung biar mereka tidak menggodaku terus. Malu juga lah di
godain sama ade tingkat begitu. Mana senyumnya senyum-senyum gimana gitu.
*****
Malam
ini acara pensi yang pertama. Dan kebetulan Kontingen dari Kutai Kartanegara
juga tampil. Salah satu pesertanya adalah Thamrin. Ini adalah moment pertama
aku melihatnya menari. Biasanya aku hanya melihat dia memimpin. Apa yang
menyebabkan dia jadi berani ikut nari seperti sekarang ini. Aku gak nyangka
sendiri eh, hehehe. Aku berdiri dibelakang kerumunan orang, aku jadi susah
melihat. Maklum tinggi gak memadai jadi aku pindah dekat stand pameranku. Dari
sini aku bisa melihatnya menari dengan jelas sampai selesai.
Begitu
selesai menari, Thamrin masih sibuk bersama teman-temannya. Aku dengan setia
menunggunya. Tak lama dia datang menghampiriku. “Mau kemana?” tanya Thamrin
“Aku
mau lihat stand pameran, aku belum ada liat sejak datang kesini”
“Ya
sudah sama-sama aja liatnya. Aku ganti baju dulu ya. Tunggu sebentar”
Aku
menunggunya. Sekitar 10 menit dia datang. Selagi pensi berlangsung aku dan
Thamrin berjalan melihat semua stand pameran. Dia memegang tanganku sambil
berjalan. Sesekali dia merangkul pundakku. “Kenapa dia jadi seromantis ini ya?
Depan umum tingkah lakunya sudah seperti ini. Menggandengku dan sesekali
tersenyum kepadaku” batinku. Selesai melihat stand pameran kami berpisah.
Ciaahhhh... Kayak mau pergi kemana aja pake kata berpisah. Hehe…
Aku
dan teman-teman dari Saka Bhayangkara berjalan menuju sekretariat Bupati untuk
mengikuti rapat. Sesampainya disana, sudah banyak panitia lainnya yang tengah
mendengarkan arahan dari Kak Supri. Susunan panitia dirombak sedikit. Aku yang
kebetulan datang bersama empat orang ade tingkatku masuk kedalam kepanitiaan. Kami
bertugas sebagai Panitia Kegiatan Bakti.
Kami
berjalan mengikuti Koordinator kami. Mereka bernama Kak Heri, Kak Aswin dan Kak
Bagus. kami memulai pembagian lokasi. Karena kami panitia kegiatan bakti kami
bertugas disekitar jalan yang berada di Teluk Lombok. Aku mendapat tugas di pos
4 bersama dengan Kak Nugraha. Sekitar setengah satu lewat rapat selesai. Aku
dan yang lainnya bergegas untuk kembali ke pameran untuk mengambil barang kami.
Aku
menghampiri Thamrin yang berada di standnya. Dia sudah menungguku sejak tadi.
“Kenapa
sayank tidur disini? Gak tidur ditenda?” tanyaku padanya yang sedang berbaring
“Aku
lagi ngecharger Hp. Ya sambil nungguin sayank juga, tapi nanti balik ke tenda
kok” jawab Thamrin
“Ohh…
Kenapa sayank manggil aku? Masih kangen kah? Tadi kan sudah ketemu, sudah
jalan-jalan juga”
“Iya
aku masih kangen sama sayank. Rasanya belum puas jalan bentar aja. Aku maunya
lama-lama sama sayank”. Aku tersenyum, aku memegang tangannya dengan hangat. “Sudah
larut malam yank, sayank balik sudah ke tenda. Tidur disana, disini banyak
nyamuk” pintaku
“Ntar
aja yank. Aku masih mau disini. Masih mau ngecharger Hpku”
Aku
mengiyakannya “Aku balik dulu kalau gitu ya. Gak enak sama teman-temanku”
Thamrin mengangguk, menyetujui permintaanku. “Nanti kalau sudah selesai ngecharger
Hpnya, langsung balik ke tenda ya”. Pamitku lalu menghampiri teman-temanku dan
pergi ke Kecamatan putri. Kami tidur disana.
Sampai
jam setengah 2 aku belum tidur karena menemani pacarku SMSan. Hehe… dan ketika
tidak ada balasan darinya, aku yakin dia sudah berlayar ke pulau kapuk lebih
dulu. Jiah… aku memejamkan mataku namun aku gak bisa terlelap.
Met bobo sayankku, jangan
lupa mimpiin aku ya.
Pesan
terkirim. Rasanya aku seperti sedang jatuh cinta. Iya jatuh cinta untuk yang
kesekian kalinya kepada orang yang sama. Hampir 4 tahun itu bukanlah waktu yang
singkat antara aku dengan Thamrin dalam menjalani hubungan ini. Apalagi kami
sedang menjalani hubungan jarak jauh / LDR. Dan kebetulan ALLAH memberikan kami
kesempatan untuk bertemu pada kegiatan yang sama di kegiatan Perkemahan
Wirakarya Daerah ini.
Tak
terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 subuh. Aku terbangun ketika mendengar
alarm dari salah satu handphone ade tingkatku berdering. Ah… tidur hanya 3 jam
lebih. Kepalaku terasa sedikit berat. Aku duduk, meraih handphoneku dan
menelpon pacarku.
Halo… sayank, sudah bangun
kah? Bangun sudah, sudah jam 5 lewat ini
Iya sayank. Aku bangun ini.
Aku mandi dulu kalau gitu ya.
Iya sayank. Mandi yang
bersih ya. Hehe
Iya yank.
Eh… jangan lupa pake sabun
ya
Dimana-mana mandi itu pasti
pake sabun juga kali yank
hehe
Sekitar
jam 8 kami berangkat ke Teluk Lombok bersama peserta yang telah dibagi kedalam
pos masing-masing. Namun sesampainya disana mungkin karena miss komunikasi kami
jadi salah tempat. Aku bersama panitia dari pos 3 berjalan ke tempat pos
masing-masing. Ditengah perjalanan ID-ku hilang. Terpaksa aku balik lagi untuk
mencarinya. Sial banget.
Setelah
sampai ke posisi yang seharusnya. Ciaahhh… peserta yang ikut bersama kami
datang. Kami membagi tugas namun ya biasa. Ada yang main watak. Gak mau kerja.
Aku berusaha agar mereka semua bekerja. Aku jadi merasa sedikit dongkol
sekaligus jengkel. Aku meraih cangkul lalu mencangkul bagian sisi pondasi yang
ingin dibuat.
“Behh… Keluar cowoknya” ucap salah
satu peserta Pramuka Peduli yang ada disitu
“Abisnya cowoknya gak mau kerja pang”
ucapku sedikit kesel
“Sini kak, biar aku yang nyangkul”
kata salah satu cowok yang aku lupa siapa namanya. Hihi.. Tapi memang dia yang
selalu sering bekerja sedari tadi. Yang aku tau dia peserta dari Kutai Barat.
Kami menyelesaikan bagian pondasi dan
istirahat menunggu makan siang kami. Panas begitu terik hingga lapar menganggu
konsentrasi kami J.
Sebagian
peserta dari pramuka peduli dan peserta dari Kutai Barat yang baru datang
melihat kami yang tengah asyik menikmati makan siang. “Makan kak. Itu masih
banyak makanan” tunjukku
“Iya kak” jawab mereka serempak, lalu
mengambil makanan yang ada didepanku.
“Mau makan dimana kak, di kelas FIF
atau kelas biasa?” tanyaku. Mereka sedikit bingung. Aku dan yang lainnya
tertawa “Kalau mau dikelas FIF kakak makannya dibelakang rumah sana, tempatnya
bagus” tunjukku “tapi kalau makan dikelas biasa ya disini aja, tempatnya
begini. Mejanya hanya rumput” candaku. Mereka tertawa lalu pergi. Peserta yang
lagi bersamaku kembali tertawa mendengar candaanku.
Aku kembali menyantap makanan yang ada
didepanku. Begitupun dengan teman-teman yang lainnya. Senang bisa buat suasana
kayak gini. Sepertinya mereka lebih suka dengan suasana ini.
Pensi malam kedua. Aku menikmati pensi
disamping kekasihku tersayang. Sungguh bahagia yang kurasa saat ini. Berada didekatnya
membuatku tenang dan merasa damai. Ingin rasanya aku menghentikan waktu agar
aku tetap berada disampingnya, moment ini takkan pernah aku lupakan sepanjang
hidupku. Thamrin menggenggam tanganku dan melingkarkan tangannya kepinggangku.
Iiihh… so sweetnya Thamrin ini ;),.
*****
Pagi yang cerah, secerah hatiku saat
ini. Ada kemungkinan aku satu pos sama Thamrin karena yang mengikuti kegiatan
bakti hari itu adalah semua peserta cowok. Semua peserta cowok berbaris didekat
panggung utama. Sedangkan aku dan teman-temanku masih berdiri didekat stand
pameran kami. Begitu kami dipanggil kami segera bergegas dan berjalan
beriringan. Kami di juluki Pandawa 5. Karena kebetulan jumlah kami 5 dan cewek
semua :D.
Sebelumnya Thamrin sudah menelponku,
menanyakan aku berada di pos berapa? Begitu pembagian tempat, Thamrin segera
berlari ke barisan pos 4. Aku yang melihatnya hanya tersenyum karena
tingkahnya. Akhirnya kami bisa berada di satu kegiatan. Setelah merasa beres
dengan pembagian kelompok. Kami berjalan menuju truk yang akan membawa kami ke
Teluk Lombok. Dengar nama Teluk Lombok pasti mikirnya mau senang-senang.
Hadehhh… Senang-senangnya tuh kita kerja, kerjanya ya buat tempat sampah J.
Semua peserta sudah naik ke truk. Aku
dan Husna mau duduk didepan, tapi sudah ada cowok duluan yang masuk. Katanya
mereka gak bisa kena debu. Yahhh… Kalau sakit kenapa ikut kegiatan. Alhasil aku
dibelakang. Husna naik ke truk, disusul denganku dan Thamrin. Jadi ngerasa gak
nyaman karena hanya berdua cewek di truk belakang ini. Tapi untungnya ada
Pacarku juga.
“Kak, kita dibelakang aja ya” saran
Husna
“Iya de’. Ngikut aja aku” jawabku
pasrah
“Jagain aku ya!” ucapku pada Thamrin
yang ada didepanku
“Iya, aku jagain kok. Tenang aja”
sahutnya
Thamrin
berdiri menghadap kearahku. Tangannya memegang sisi belakang truk. Selama
perjalanan aku berpegangan di tangannya yang memegang sisi truk itu. Karena
guncangan selama perjalanan tanganku terlepas. Aku lalu melingkarkan tanganku
di pinggangnya untuk berpegangan. Dia tersenyum. Malu sih sebenarnya tapi ya
biarlah. Peserta yang melihat kami, serentak menggoda kami. Thamrin hanya
tersenyum.
“Maklum,
lama gak ketemu” kata Thamrin sambil menoleh ke arah peserta yang menggoda
kami.
Sesampainya
kami di pos 4. Kami segera turun dan mengambil perlengkapan. Aku mengarahkan
mereka agar mengangkat semen yang ada di rumah salah satu penduduk. Tak lama
panitia yang bernama kak Bagus dan Kak Wardi datang. Mereka yang membimbing
kami dan memberitahu bagaimana caranya membuat bak sampah. Ada Nain juga
disana. Salah satu anggota dari Saka Bhayangkara Cabang Kutai Timur.
“Eh…
Kamu, Ibu Negara foto-fotoin ya. Karena kamu cewek sendiri jadi kerjanya
foto-fotoin aja dulu” ucap kak Bagus
“Siap
kak” jawabku sambil tersenyum. Thamrin yang melihatku ikut tersenyum. Sementara mengambil kamera kak Bagus
mengajariku sedikit cara mengambil gambar yang bagus itu kayak apa. Ciahhh…
Selagi
membuat bak sampah, aku mengambil gambar seluruh peserta yang sedang bekerja.
Sementara asyik dengan kamera yang aku bawa. Ku perhatikan Thamrin yang sedang
bekerja. Dia memang aktif, pekerja keras, aku sedikit kasihan sebenarnya. Hanya
tak ingin aku tampakkan. Setiap dia meilhatku, aku hanya tersenyum penuh sayang
kepadanya. Apa dia jadi semangat karena ada aku ya disini? Hehe PD banget deh
aku ini. Tapi kalau dipikir-pikir aku ada benarnya juga, kan aku pacarnya dia.
Pastilah dia semangat kerja karena ada aku didekatnya saat ini. Hehehe. . .
Sekitar
jam 10, kak Supri datang. Dia menyurvei setiap pos untuk melihat
perkembangannya. Kak Supri mengangguk dengan hasil kerja timku. Saat
memperhatikan bak sampah yang kami buat, kak Supri melihat kearahku. Lali
kemudian pandangannya tertuju pada Thamrin.
“Ohh…
Pantas aja Thamrin semangat kerja, ada penyemangatnya ternyata disini. Sudah
direncanakan memang kayaknya ya jadi satu pos” ucap kak Supri menggoda kami.
Peserta yang mendengarnya serentak menoleh kearah kami. Aku hanya tersenyum
malu. Thamrin menoleh kearahku dengan tatapan penuh cinta. Aduhai… rasanya
ingin seperti ini terus. Gak mau jauh-jauh lah dari dia pokoknya.
“Iya
itu kak, makanya Thamrin semangat. Orang ada istrinya disini” tambah Nain. Aduh
Nain, aku jadi tambah malu rasanya sekaligus senang juga sih. Hehe… Mendengar
hal itu seluruh peserta yang ada telah tau bahwa kami adalah sepasang kekasih,
jiah… walaupun sebagian dari mereka sudah mengetahuinya dari awal semenjak di
dalam truk.
Thamrin
pun kalau ingin memanggilku, tidak menyebutkan namaku ataupun yang lain. Dia
tetap memanggilku dengan sebutan ‘SAYANK’. Kebiasaan yang tidak pernah hilang.
Entah di dalam dan luar forum, bersama teman-teman, bersama senior-seniornya
bahkan di saat bersama keluarganya pun dia tetap memanggilku dengan sebutan
‘SAYANK’. Gak tau dia punya keberanian dari mana untuk tetap memanggil dengan
sebutan itu. Tapi biarlah, asal dia senang aku pun ikut senang.
Dikarenakan banyak yang nganggur atau
tidak mengerjakan apa-apa, dan merasa tidak adil. Nain mengusulkan agar peserta
dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok akan bekerja selama satu
jam. Jadi selama kelompok lain bekerja, yang lainnya ada waktu untuk istirahat
selama satu jam juga. Ide yang bagus, jadi peserta gak punya alasan lagi untuk
tidak bekerja.
Matahari semakin terik, tiba saatnya
kami untuk beristirahat dan makan siang. Peserta membentuk lingkaran untuk
makan bersama. Sedangkan aku ditempat lain begitupun dengan Thamrin. Tapi masih
di tempat yang sama juga.
“Iya, kalian disana aja” ucap kak bagus
begitu melihat kami. “Gak usah ganggu mereka, biarkan mereka berdua aja”
lanjutnya.
Aku tersenyum. Aku menikmati makanan
yang ada didepanku dengan lahap. Begitupun dengan Thamrin. Mungkin karena makan
berdua seperti ini menjadikan selera makan kami jadi bertambah. Makan berdua
bersama kekasih adalah hal yang paling menyenangkan sebenarnya. Walaupun
sebelumnya kami sering makan berdua. Tapi ini hal yang berbeda. Makan berdua didalam
kegiatan yang sama.
Sambil menunggu batako, kami bersantai
sejenak. Ku pandangi lautan luas yang ada dihadapanku. Ini akan menjadi saksi
kisah cintaku dengannya. Betapa bahagia yang kurasakan saat ini. Moment seperti
ini mungkin tidak bisa terulang untuk yang kedua kalinya.
Waktu bersantai cukuplah ya. Kalau mau
bersantai terus bisa-bisa bak sampahnya gak jadi-jadi. Hehe… Kami kembali
bekerja. Walaupun panas tetap tak menyurutkan semangat para peserta untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Ini mungkin akan selesai besok. Jadi kami mengerjakan
seadanya dulu, sebab batako yang kami minta pun belum datang-datang.
Ini bukan aku yang kerja tapi aku
merasa capek juga. Ya namanya Ibu Negara kan gak ikut ambil bagian, kerjanya
hanya mengontrol saja. Wkwkwk . . . bukan mauku loh ya. Ini karena kak Bagus
yang memanggilku dengan sebutan itu dan melarangku untuk menyentuh apapun,
katanya ntar kerjanya ngambilin air buat peserta aja. Jadi sedikit tersanjung J.
Kaki
rasanya pegel nih. Thamrin yang melihatku mengerti apa yang sedang aku rasakan.
Thamrin yang sedang bekerja mengisyaratkan agar aku istirahat sejenak. Duduk
walaupun hanya beberapa menit. Aku hanya menjawab isyaratnya dengan gelengan
kepala dan mengembangkan senyum kepadanya. Aku selalu memperhatikan saat dia
bekerja. Kadang kasian sih, dia kerja terus. Dia lalu memanggilku.
“Kenapa
yank?” tanyaku padanya
“Gak
papa. Sini aja didekatku, daripada disana” jawabnya sambil terus bekerja. Aku
tersenyum mendengarnya. Kayaknya bibirku nih lama-lama bisa pecah gara-gara senyum
terus dari kemarin-kemarin.
Tak
terasa hari mulai sore. Kami menyimpunkan semua peralatan. Kami kembali ke
perkemahan. Sesampainya di perkemahan. Thamrin yang sudah sejak tadi turun dari
truk menungguku. Riri yang melihatnya menggodaku. Kami berjalan bertiga menuju
stand kami. Thamrin memegang tanganku dengan erat. Sampai di perkemahan pun dia
tetap seperti ini tingkahnya. Sayank-sayank, ini yang membuatku tambah sayang
sama kamu.
“Enak
ya yang malam minggu ada pacarnya” sindir Husna begitu melihat Thamrin
menghampiriku.
“Hahaha
. . . makanya de’ panggil juga pacarnya” sahut Thamrin
“Oh…
iya malam minggu ternyata ini. Baru nyadar aku” senyumku pada Thamrin
Ini
malam pensi yang terakhir. Karena besok sudah malam Ruhui Rahayu.
“Ayo
kita jalan-jalan aja, aku malas liat pensi. Ntar kita mendekatnya pas pemutaran
film aja” ajak Thamrin
“Sembarang
aja, aku mah ngikut aja” aku mengiyakan ajakannya walaupun sebenarnya pengen
liat pensi. Tapi waktu bersama dia lebih penting, karena jarang-jarang kami
bisa bersama seperti saat ini. Lagian aku bisa liat pensi dari kejauhan. Kalau
dekat panggung juga gak bisa liat, musti jinjit dulu atau nyelinap maju
kedepan. Ya maklum aja, tinggi gak memadai J.
Saat
pemutaran film, kami duduk di antara peserta yang lainnya. Menikmati film yang
sedang di putar. Dia bertanya tentang apa yang aku rasakan ketika tidak ada
komunikasi dengan dia beberapa hari. Kayaknya hampir satu bulanan kami jarang
berkomunikasi. Aku menceritakan apa yang telah aku alami dan yang aku rasakan.
Dan dia pun menceritakan apa yang dia rasakan selama dia tak menghubungiku. Tak
sanggup menahan airmataku, aku menangis.
Thamrin
yang mendengarkan ceritaku sedikit terhenyak. Entah kesal atau kenapa, tapi
dari raut wajahnya dia terlihat kesal, marah dan kecewa. Apa yang kamu rasain
sekarang ini, itu juga yang aku rasakan ketika tau ternyata ada orang yang
lebih dekat denganmu disana Tham. Tiba-tiba suasana buat aku sedikit risih.
“Sayank,
dari awal aku gak mau cerita tapi kamu maksa buat aku jujur. Disini mungkin
kita sama-sama kecewa karena ada yang memberi perhatian terhadap kita tetapi
yang memberi perhatian itu bukan kekasih kita sendiri. Aku tau apa yang kamu
rasakan, dan itu pun yang aku rasakan saat ini” ku padangi Thamrin dengan rasa
sesal dan kecewa. “Ku pikir, hanya aku. Tapi ternyata ada orang lain yang
menemanimu disana” aku cemburu.
Wajar
seorang kekasih cemburu. Ini hal yang wajar karena dia tak ingin ada orang ketiga
dihubungan mereka. Awalnya ingin bersenang-senang dengan menonton film yang
sedang diputar, yang ada hanya suasana yang tidak enak yang kami rasakan. Ini
cobaan di antara hubungan kami, kami harus terbiasa agar kami tetap saling
memiliki.
Begitu
pemutaran film selesai, kami berjalan dan duduk dibelakang stand pameran,
tepatnya didekat tenda Saka Bhayangkara. Thamrin menyampaikan isi hatinya, apa
yang dirasakan saat ini. Aku tersentak dan merasa bersalah ketika melihatnya
meneteskan airmata.
“Ya
ALLAH yank, kamu nangis,? Aku minta maaf sayank, aku salah. Kamu jangan nangis
begini nah, aku jadi merasa bersalah banget udah buat kamu nangis kayak gini”
aku mengusap airmata kekasihku itu
“Aku
tau yank, aku bukan lelaki yang terbaik. Jujur aku ngerasa sakit hati karena
ada orang lain yang perhatian sama kamu dan itu bukan aku. Aku cemburu, aku
sayank sama kamu”
“Iya
sayank, aku tau kamu sayank sama aku. Aku juga sayank sama kamu. Kamu tenang
aja, aku akan selalu jadi milikmu” kataku menyakinkan Thamrin “Sudah jangan
nangis lagi. Aku berdosa banget sudah buat kamu nangis begini. Kita lupakan
semua ya yang penting kan kita sudah sama-sama jujur”
Setelah
agak tenang, Thamrin pamit untuk kembali ke tenda. Dan aku pun kembali ke
sekretariat kecamatan putri untuk beristirahat.
*****
Keesokan
harinya di kegiatan yang sama. Aku merasa kesal, marah, kecewa, entahlah apa
yang aku rasakan semua campur aduk. Ya gimana gak kesal Thamrin gak ikut
kegiatan bakti hari ini. Padahal ini kegiatan terakhir kami. Thamrin
menjelaskan semua, dan teman-temannya memang gak ada yang mau tukaran. Alhasil
aku sedikit BETE.
“Kak,
kaka yang kemarin kemana,? Dia gak ikut kegiatan bakti kah,?” tanya salah satu
peserta ketika telah sampai dilokasi
“Iya.
Dia lagi curve. Jadinya gak ikut” jelasku
Setelah
hampir setengah harian bekerja, kami pun istirahat. Aku berbaring dan menutup wajahku
dengan topi.
“Ah..
kak Bagus, kirain siapa,?” ucapku sedikit kaget karena tiba-tiba kak Bagus ada
didekatku.
“Tidur
sudah fatma,!” ehmmm, ngerti aja kak Bagus ini kalau aku sudah ngantuk banget. Karena
lelah aku sampai tak sadar kalau sudah tidur selama 2 jam.
“Kak,
kak fatma” panggil Nisa
“Ehmmm”
aku terbangun “Eh, kok kalian ada disini?” tanyaku padanya. Aku heran karena
mereka semua berdatangan dari pos masing-masing. Mereka gak jaga atau mengawasi
peserta lainnya kah?.
“Kita
mau ditraktir makan sama kak Heri kak, soalnya kan ini hari terakhir kita di
kegiatan bakti” Didis menjawab keherananku
“Iya
kak, kita mau ditraktir sama kak Heri makanya kita ke sini semua” Nisa
menambahkan.
Makanan yang kami pesan telah
dihidangkan, kami menikmati makan siang dengan sesekali bersenda gurau. Begitu
selesai makan siang, mereka kembali ke pos masing-masing. Aku berjalan menuju
terminal bak sampah yang sedang di buat.
“Kok Fatma gak ada yang bangunin kak?”
tanyaku pada mereka
“Sengaja gak bangunin kamu, kamu lelap
banget tidurnya. Dan pasti capek, orang itu harus ada tidur minimal 1 jam, gak
boleh kerja terus. Yang ada malah sakit nanti” jawab kak Bagus. Aku mengangguk,
padahal aku gak ikutan kerja.
Sekitar
1 jam bekerja. Aku memberikan mereka minuman yang telah dipesan oleh kak Bagus.
Yah… jadi pelayan lagi kesahnya ini bukan Ibu Negara lagi. Hmm.. turun deh
derajat, dari Ibu Negara jadi Pelayan, hahaha . . .
*****
Malam
Ruhui Rahayu akhirnya tiba juga. Semua perserta baik putra maupun putri
berkumpul dilapangan utama. Yah… ini malam terakhir kami dan besok sudah harus
kembali ke kota masing-masing. Tapi hujan turun membuat suasana menjadi tidak
nyaman.
Hanya gerimis sih sebenarnya bukan
hujan :D. begitu gerimisnya reda kami kembali berkumpul. Segera panitia yang
lainnya mengarahkan kami dan segera membentuk lingkaran besar. Kami akan
menyalakan api unggun. Ahh… rasanya sudah agak lama aku tidak merasakan
bagaimana hangatnya berada didekat api unggun. Acara pembakaran api unggun pun
berjalan dengan baik.
Tiba-tiba saja Thamrin menelponku dan
memanggilku untuk pergi kedekatnya. Aku berjalan, mencarinya diantara kerumunan
peserta yang tengah asyik bernyanyi, berfoto ria dan mencari kenalan baru satu
sama lain. Begitu aku menemukannya, dia mengajakku untuk berfoto bersama. ini
jadi moment terindah bagi aku. Di acara pramuka Perkemahan Wirakarya Daerah se-KALTIM-KALTARA.
Sebagai hiburan banyak acara yang ditampilkan
malam ini. Dari tari tradisional, modern dance, vocal group sampai dengan
lawak. Begitu mengesankan J.
Aku menikmati acara itu bersama Kekasihku Thamrin yang ada disampingku. Entah
anak dari Kutai Barat atau Malinau yang kadang mengganggu kami. Yah, aku dan
Thamrin gak mau kalah. kami lalu mengganggu mereka juga. Impas lah, hehe. .Acara
malam itu berlangsung hingga tengah malam.
Keesokan harinya upacara penutupan dan
pemberian piala kepada pemenang selesai dilaksanakan. Semua berjalan dengan
lancar. Kegembiraan terpancar diwajah peserta yang telah meraih kemenangan.
Begitu upacara selesai, untuk terakhir kalinya kami diajak untuk mengikuti
senam Gemu fa mi re. senam tersebut diulang sampai 2 kali.
Usai senam dilaksanakan, semua peserta
berhambur kesana kemari untuk meminta kenang-kenangan satu sama lain. Aku yang
tengah asyik memandangi Hpku, tiba-tiba dikagetkan dengan datangnya 2 peserta
putri dari pangkalan Kutai Barat. Salah satu dari mereka membawa pisau dan
memegangi lambang yang ada dilengan kanan atas bajuku.
“kak, minta ya lambangnya. Buat kenang-kenangan
kak, di Kubar gak ada jual yang kayak gini” pintanya sambil merobek lambangku.
Aku hanya bisa pasrah sambil tersenyum melihat tingkah mereka. Tak kirain
kenapa pake bawa pisau segala, eh ternyata buat nyopotin lambangku aja.
“Makasih ya kak” ucapnya sambil tersenyum lebar kearahku. “Iya sama-sama”
jawabku polos.
Tak lama, peserta putri lainnya
mendatangiku dan meminta ring kacuku. Waduh ini pemberian juga mau diambil. Ya
sama halnya dengan tadi, aku hanya bisa pasrah karena tangannya sudah memegangi
ring kacuku. Thamrin yang sedang membongkar stand pamerannya hanya tersenyum
padaku.
“Maaf yah sayank, pemberianmu diambil
sama orang” kataku dalam hati. aku tak mau kalah, aku berjalan mencari korban
yang bisa aku palakin. Haha. . kayak preman aja main palak-palak segala. Aku
meminta ring kacu peserta putra dari pangkalan Kubar juga. Yah. . . ketemunya
sama anak Kubar ya itu aja yang dipalakin. Hehe…
Datanglah peserta putra meminta kacu
yang tengah kupakai. Kacu itu juga sudah dipegangnya.
“Aduh kak, jangan yang ini yah. Kakak
boleh minta yang lain asal jangan kacu ini. Ini juga pemberian kak” selaku
padannya.
“Gakpapa kak, boleh kak ya kacunya
diminta” tawarnya
“Aduh, maaf banget kak. jangan yang
ini yah! Yang lain aja. Kalau ini bukan pemberian ya pasti aku kasih kak”
ucapku meyakinkannya sambil memegangi kacu yang ingin diraihnya.
“Ya sudah kak. bantaranya aja kalau
gitu” jawabnya ngalah. Aku memberikan bantaraku padanya.
Ah… kalau lama-lama berdiri ditengah
peserta kayak gini bisa-bisa habis semua yang aku pakai ini. Aku berjalan
menuju stand pameranku. Ditengah perjalananku seorang peserta putra
menghadangku dan memegangi lambang Saka Bhayangkara yang ada dilenganku.
“Kak, minta lambang sakanya nah”
“Waduh jangan kak. Butuh pengorbanan
buat dapatin lambang ini kak. jangan yah” aku menjelaskan. Dia kelihatan
berfikir lalu tersenyum. “Bajunya kalau gitu kak” candanya. “Terus aku pake apa
dong kak kalau bajunya kakak ambil” selaku dan memamerkan senyum manisku.
Hihihi… dia pun membalas senyumku dan melangkah pergi. Segera aku berlari
menuju stand pameranku.
“Ah… ada korban yang enak buat
dipalakin nih” fikirku dalam hati. Entah dia panitia atau bukan aku pun tak
tau, hehe… aku menghampirinya.
“Kak, minta kenang-kenangan nah” ucapku sambil
menjulurkan kedua tanganku layaknya seorang anak meminta sedekah.
“Kenang-kenangan
apa dek. Gak ada nah”.
“Aih…
gak mau tau na kak. kenang-kenangan pokoknya. Nanti kita gak ketemu lagi kak.
lama lagi baru ada kegiatan pramuka kayak gini” senyumku sambil merayunya :D
“ya
sudah. Kita beli aja kalau gitu” dia kemudian mengajakku ke stand pameran yang
menjual berbagai aneka kenang-kenangan. Dia menyuruhku untuk memilih.
“Bagaimana?
Sudah kan kenang-kenangannya” tanyanya padaku setelah selesai memilih
kenang-kenangan yang aku mau.
“Belum
cukup nih kak. harusnya banyak nih belinya” candaku
“Cari
lagi kalau gitu” waduh. “Gak kak, saya cuman becanda aja, hehe” kami berjalan
beriringan. Begitu sampai di depan standku kami berjabat tangan.
“Sampai
ketemu lagi di kegiatan pramuka selanjutnya” ucapnya dengan senyum yang
mengembang.
“Iya
kak. sampai ketemu kembali” aku pun tersenyum.
*****
Hpku
berdering, “Iya halo. Kenapa sayank?”.
“kamu
dimana yank?”.
“Aku
di kecamatan putri nah”
“Ya
sudah aku kesitu yah ambil Hpku”
“Iyaa
yank”.
Dari
kejauhan kulihat Thamrin bersama Nain tengah berjalan menuju kecamatan putri.
Sebelumnya Thamrin menghampiri teman-temanya. Begitu selesai dia memanggilku
dengan isyarat tangannya. Aku berjalan kearahnya begitupun dia. Aku memberikan Hpnya
lalu kami berbincang-bincang sedikit.
“Thamrin
cepati sedikit kita dah mau berangkat nih” teriak salah satu temannya
“Iya
bentar” jawabnya dengan teriakan juga.
Dia
memandangiku dan maraih tanganku. “aku mau pulang nih. Lama lagi kayaknya kita
baru ketemu lagi” aku hanya tersenyum mendengarnya
“ya
sudah aku balik yah” ucapnya sambil terus menggenggam erat tanganku.
“Iya,
sana sudah! Sudah ditungguin tuh”
“Peluk
dulu dong”. Uma ai Thamrin, didepan orang juga minta dipeluk
“katanya
sayank. Buktikan dong”. Aceman yang mematikan nih kesahnya. Aku memeluknya
begitupun dia. Dia mempererat pelukannya.
“Cie…cie…”
godaan serta olokan pun keluar dari bibir teman-temannya. Aku hanya bisa
tersipu malu. Hehe
Dia
melepaskan pelukannya dan segera kembali menuju teman-temannya tadi. Sebelum
pergi dia mencium pipi kananku. “ya ampun anak ini, sempat-sempatnya tuh na
nyium dulu. Untung gak ada yang liat”
“Jaga
dirimu baik-baik, jangan nakal dan jaga kesehatan ya” Thamrin tersenyum dan
melangkah pergi. Aku pun kembali. Begitu sampai, tak butuh waktu lama dia
menelponku.
“Aku
pamit yah sayank”.
“Iya
hati-hati”.
“Emmmmuuuuuaaaaccchhh”
teriak teman-temannya. Aku hanya tertawa mendengarnya. Dan melihat Thamrin yang
sedang tertawa juga karena ulah teman-temannya.
Mataku
tak lepas darinya. Aku terus memandang kepergiannya hingga kendaraan yang
dinaikinya menghilang dari pandanganku.
“Selamat
jalan sayank, semoga kita segera bertemu kembali” ucapku dalam hati. senyum
mengembang dari bibirku. Ini pengalaman pramuka yang paling menyenangkan dalam
hidupku.
****THE
END****
By_Fatmawati KM